Kitab Mazmur bagi sebagian umat katolik di tanah air bisa jadi kurang menarik dan tidak mendapat perhatian khusus dalam kaitannya dengan pembangunan hidup rohani. Kurang menariknya mazmur ini mungkin saja dipengaruhi oleh realitas bahwa selama perayaan ekaristi seringkali Mazmur hanya dipandang sebagai "selingan" di antar bacaan, dengan lagu yang aneh dan kata-kata yang sulit dimengerti sehingga jauh dari kesan inspiratif apalagi menyegarkan jiwa.
Seringkali di tengah rasa kantuk yang menyerang umat di saat ekaristi, atau di tengah bacaan yang panjang, tiba-tiba ada seorang solis maju ke depan altar dan menyanyikan "mazmur antar bacaan" yang kadang dengan suara atau artikulasi yang tidak begitu jelas, malah kadang gugup dan justru mengundang komentar atau rasa jengkel dari sebagian umat. Posisinya sebagai "antar bacaan" pun kadang tidak mendapat perhatian penuh dari umat karena hanya seolah-olah sebagai "selingan" atau intermezzo belaka. Di sisi lain, lagu-lagu mazmur terkesan "seragam" dan monoton: dengan bait pengulangan dan pendarasan ayat yang bernada.
Dengan latar belakang yang demikian, tidaklah mengherankan bila Mazmur seperti "kehilangan taring" dan sebagian umat menjadi kurang akrab dengan kitab mazmur dan tidak bisa memetik inspirasi terdalam yang ada pada 150 bab yang ada, yang penuh dengan puisi-puisi dan ekspresi kecintaan dan relasi dengan Tuhan sendiri.
Bagi mereka yang membangun hidup rohani, membaca mazmur merupakan salah satu sumber inspirasi yang tidak pernah habis ketika kita mau berkaca tentang siapa Tuhan dalam hidup kita, dan juga tentang kebaikan dan kasih Tuhan sendiri, ataupun juga tentang diri kita dalam relasinya dengan Tuhan, termasuk kedosaan dan ketidaksetiaan kita. Ungkapan-ungkapan yang ada dalam mazmur seringkali sungguh memberi inspirasi yang mendalam apabila kita membaca dan merenungkannya dengan setia. Itu sebabnya, dalam ibadat harian Gereja Katolik, mendaraskan/membaca mazmur merupakan bagian penting.
Mazmur sungguh kaya akan inspirasi dan ekspresi dalam kaitannya dengan hidup beriman. Dalam tradisi Latihan Rohani St. Ignatius, membaca mazmur sangatlah dianjurkan. Bermeditasi lewat mazmur, merasa-rasakan kekuatan ekspresi kata-kata dalam mazmur bisa membantu kita untuk mengalami dan memahami kebaikan Tuhan sendiri dalam hidup kita. Dalam retret Ignasian, biasanya pembimbing rohani/retret selalu memberikan anjuran bagi peserta retret untuk membaca mazmur sebagai bahan doa ataupun sebagai bacaan harian.
Dengan membaca mazmur dan menyelami ungkapan-ungkapan terdalamnya diharapkan kita bisa bertemu Tuhan dan membatinkan cinta Allah sendiri. Kata-kata dalam mazmur memiliki kekuatan yang seolah mau "menawan" hati kita kepada Tuhan. Tentunya hal ini bisa dialami bila kita membaca dan merenungkannya dalam doa, dengan sikap doa dan mencecap-cecap maknanya dengan setia.
Cara mudah untuk memahami mazmur adalah dengan berdoa lewat lagu-lagu yang diciptakan berdasarkan ayat-ayat dalam mazmur. Berikut ini saya sajikan kepada anda satu lagu/video clip yang mengambil inspirasi dari Mazmur 92. Silakan anda nikmati video di bawah ini dan alami betapa kata-kata dalam mazmur begitu inspiratif dalam kaitan hidup rohani dan relasi kita dengan Tuhan.
Seringkali di tengah rasa kantuk yang menyerang umat di saat ekaristi, atau di tengah bacaan yang panjang, tiba-tiba ada seorang solis maju ke depan altar dan menyanyikan "mazmur antar bacaan" yang kadang dengan suara atau artikulasi yang tidak begitu jelas, malah kadang gugup dan justru mengundang komentar atau rasa jengkel dari sebagian umat. Posisinya sebagai "antar bacaan" pun kadang tidak mendapat perhatian penuh dari umat karena hanya seolah-olah sebagai "selingan" atau intermezzo belaka. Di sisi lain, lagu-lagu mazmur terkesan "seragam" dan monoton: dengan bait pengulangan dan pendarasan ayat yang bernada.
Dengan latar belakang yang demikian, tidaklah mengherankan bila Mazmur seperti "kehilangan taring" dan sebagian umat menjadi kurang akrab dengan kitab mazmur dan tidak bisa memetik inspirasi terdalam yang ada pada 150 bab yang ada, yang penuh dengan puisi-puisi dan ekspresi kecintaan dan relasi dengan Tuhan sendiri.
Bagi mereka yang membangun hidup rohani, membaca mazmur merupakan salah satu sumber inspirasi yang tidak pernah habis ketika kita mau berkaca tentang siapa Tuhan dalam hidup kita, dan juga tentang kebaikan dan kasih Tuhan sendiri, ataupun juga tentang diri kita dalam relasinya dengan Tuhan, termasuk kedosaan dan ketidaksetiaan kita. Ungkapan-ungkapan yang ada dalam mazmur seringkali sungguh memberi inspirasi yang mendalam apabila kita membaca dan merenungkannya dengan setia. Itu sebabnya, dalam ibadat harian Gereja Katolik, mendaraskan/membaca mazmur merupakan bagian penting.
Mazmur sungguh kaya akan inspirasi dan ekspresi dalam kaitannya dengan hidup beriman. Dalam tradisi Latihan Rohani St. Ignatius, membaca mazmur sangatlah dianjurkan. Bermeditasi lewat mazmur, merasa-rasakan kekuatan ekspresi kata-kata dalam mazmur bisa membantu kita untuk mengalami dan memahami kebaikan Tuhan sendiri dalam hidup kita. Dalam retret Ignasian, biasanya pembimbing rohani/retret selalu memberikan anjuran bagi peserta retret untuk membaca mazmur sebagai bahan doa ataupun sebagai bacaan harian.
Dengan membaca mazmur dan menyelami ungkapan-ungkapan terdalamnya diharapkan kita bisa bertemu Tuhan dan membatinkan cinta Allah sendiri. Kata-kata dalam mazmur memiliki kekuatan yang seolah mau "menawan" hati kita kepada Tuhan. Tentunya hal ini bisa dialami bila kita membaca dan merenungkannya dalam doa, dengan sikap doa dan mencecap-cecap maknanya dengan setia.
Cara mudah untuk memahami mazmur adalah dengan berdoa lewat lagu-lagu yang diciptakan berdasarkan ayat-ayat dalam mazmur. Berikut ini saya sajikan kepada anda satu lagu/video clip yang mengambil inspirasi dari Mazmur 92. Silakan anda nikmati video di bawah ini dan alami betapa kata-kata dalam mazmur begitu inspiratif dalam kaitan hidup rohani dan relasi kita dengan Tuhan.
Bila anda mau membangun hidup rohani, mungkin bisa mencoba untuk akrab dan membaca mazmur setiap hari. Tidak perlu terlalu panjang, dan mungkin bisa diambil seturut bacaan harian yang bisa dilihat dalam kalendarium liturgi. Selamat mencoba
0 comments:
Posting Komentar