Dalam hidup keseharian kita, kata berdoa mungkin lebih identik dengan aktivitas doa oral/lisan (bapa kami atau salam maria) dan doa yang bersifat devotif (misalnya rosario atau novena). Bentuk-bentuk doa seperti meditasi dan kontemplasi biasanya tidak banyak dilakukan sebagai sebuah doa harian. Sebagian orang beranggapan bahwa berdoa meditasi atau kontemplasi itu hanyalah untuk para religius atau hanya dilakukan dalam sebuah retret serius. Sebagian lain beranggapan bahwa metode doa macam ini terlalu rumit dan melelahkan.
Berdoa meditasi dan kontemplasi pada dasarnya merupakan sebuah metode doa yang sangat kaya dan formatif dalam khasanah spiritualitas kristiani. Lewat metode doa ini, kita diajak untuk selalu menggali misteri hidup Yesus dan juga cara Dia bertindak. Kalau buku-buku popular kristiani selalu senang menyinggung-nyinggung istilah "WWJD" alias "What Would Jesus Do", maka dalam meditasi dan kontemplasi kita justru diajak untuk merenungkan WWJD secara personal dan dekat lewat permenungan kitab suci.
Dalam dua artikel sebelumnya sudah dibahas soal meditasi dan kontemplasi, baik dalam spiritualitas kristiani maupun dalam konteks spiritualitas Ignasian. Pemahaman lebih jauh tentunya lebih penting bila ditekankan pada aspek-aspek praktis metode-metode doa tersebut. Dalam artikel ini akan dibahas terlebih dahulu soal bagaimana berdoa meditasi.
Dalam doa meditasi, "modal" yang dibutuhkan tentunya adalah disposisi doa, waktu, dan kitab suci. Dalam spiritualitas ignasian kita mengenal adanya langkah-langkah dalam doa:
1. Menenangkan diri. Sadarilah anda berada di hadapan Tuhan dan mau bertemu secara personal denganNya. Posisi tubuh anda bisa duduk di atas kursi, duduk bersila atau berlutut, sejauh anda merasa nyaman dan masih dalam sikap hormat pada Tuhan sendiri.
2. Ucapkanlah doa pendahuluan. Doa ini bisa merupakan sebuah "sapaan" kepada Tuhan, sebuah ungkapan ketulusan untuk mau datang di hadapanNya.
3. Setelah doa pendahuluan, bacalah pelan-pelan perikop kitab suci yang akan menjadi bahan meditasi anda. Hendaknya perikop ini sudah disiapkan dan dibaca berkali-kali sebelum melakukan doa formal. Ini artinya bahan doa harus dipersiapkan lebih dulu. Setelah membacanya, hadirkanlah diri anda dalam peristiwa perikop yang anda baca. Lihatlah situasi dan hadirkan imaginasi tentang tempat dan person dalam perikop ke dalam imaginasi/budi anda. Sebagai contoh, bahan doanya misalnya 1Korintus 13:1-13 (Tentang Iman, Harapan dan Kasih)
4. Setelah membaca perlahan, mohonkan rahmat yang ingin anda peroleh dalam doa ini. Misalnya: mohon rahmat untuk bisa merasakan cinta Tuhan dan merespon cinta tersebut, mohon rahmat untuk menyadari dosa dan bertobat, mohon rahmat untuk semakin dekat mengenal Tuhan sendiri, dll.
5. Anda kembali membaca perikop 1Kor 13: 1-13 secara perlahan dan penuh sikap doa (tenang dan hormat di hadapan Tuhan). Bila ada ayat yang menyentuh hati anda secara mendalam, anda merasa dikuatkan, mendapat inspirasi hendaknya tetaplah bertahan dan merenungkannya sedalam mungkin. Mengulangi ayatnya sampai anda bisa meresapkan dan memahami kata-kata itu dalam diri anda merupakan sebuah aktivitas doa meditasi yang mendalam. Biasanya anda bisa merasakan kedalaman kata-kata yang ada dan berseru "ya" kepada Tuhan atas kebenaran dan inspirasi yang mendalam di dalamnya serta makna atau pengalaman kongkrit dalam hidup anda yang berkaitan dengan ayat tersebut: bagaimana hidupku? apakah aku cukup mencinta dengan rendah hati dan tulus? apakah aku egois? pencemburu? bagaimana kualitas cintaku kepada sesama? dengan pamrih? apakah aku rendah hati? Anda bisa merefleksikan kata-kata yang menyentuh anda secara personal seturut semangat dan keutamaan yang diwartakan Paulus dalam surat Korintus ini. Lakukanlah hal yang sama terhadap ayat-ayat berikutnya.
6. Setelah merenungkan perikop ini, bercakap-cakaplah dengan Tuhan sendiri. Utarakan perasaan dan pengalaman doa anda, hal-hal yang mengerakkan anda, inspirasi yang anda dapatkan, perasaan syukur, perasaan malu atau kecewa. Ungkapkan juga niat anda setelah merasakan pengalaman doa ini. baik bila niat itu merupakan sesuatu yang sederhana dan operasional, artinya realistis untuk diwujudkan.
7. Ucapkanlah doa syukur, lalu bisa ditutup dengan Bapa Kami.
8. Setelah doa selesai, sisihkanlah waktu sekitar 10 menit, untuk merefleksikan jalannya doa: inspirasi dan pengalaman doa apa yang anda alami? hal-hal baru apa yang terjadi dalam doa? catatlah hambatan/tantangan dalam doa yang anda alami, apa yang membuat saya gembira dalam doa? apa yang membuat anda sulit berdoa pada saat itu (bila ada). Jangan lupa mencatat buah-buah doa dan juga niat yang anda ingin buat.
8 langkah di atas merupakan pokok-pokok berdoa meditasi secara mendasar. Sebagai permulaan akan lebih mudah mencoba 8 langkah di atas secara berurutan. 8 langkah ini akan membentuk sebuah habitus doa yang sangat baik.
selamat mencobanya.
0 comments:
Posting Komentar