Keluhan ini tentunya tidak perlu dipermasalahkan secara lebih jauh mengingat konteks kontemplasi selalu dilakukan dalam suasana doa, dan merupakan sebuah aktivitas doa, yaitu sebuah komunikasi dengan Tuhan sendiri. Hal yang patut diingat adalah bahwa Tuhan bisa bekerja lewat imaginasi kita dan mengarahkan diri kita untuk lebih dekat kepadaNya lewat seluruh aktivitas budi dan inderawi kita. Berkontemplasi dalam tradisi Ignasian bukanlah soal melihat kejadian dalam kitab suci secara faktual tetapi lebih pada kehendak untuk mau menyelami peristiwa tersebut secara afektif dan personal serta mau lebih dekat menyelami hati Yesus sendiri.
Berkaitan dengan hal ini, patutlah bila kita menyimak penjelasan Pater Hugo Rahner, SJ dan Pater William Barry, SJ :
"... the aim of this mode of prayer is to make the events of salvation 'present' in the mind, and thus to attain that direct experience of love." (Rahner, Ignatius the Theologian; NY1968, p.191)
Ignatius expects that God will elicit the desires that are most for our good if we open ourselves and our hearts to God's tutelage and if we ask God to give us these desires.... If we have this desire (to be with Jesus), God must want us to have it, and for our good. (Barry, Finding God in All Things, 1991p.79)
Di sini, kita bisa melihat bahwa membuka hati dan budi kepada Tuhan dan mau bertemu denganNya merupakan sebuah hal yang penting untuk hadir dalam doa kontemplasi. Lewat kontemplasi kita mau menghadirkan peristiwa keselamatan dalam terang imaginasi kita dan dengan demikian kita bisa menyelami peristiwa cinta tersebut secara lebih intens dan personal. Ini berarti juga bahwa persiapan doa (mempersiapkan bahan kontemplasi, doa persiapan dan langkah-langkah doa) menjadi amat vital.
Beberapa langkah berdoa kontemplasi Ignasian pada permulaannya sama dengan berdoa meditasi. Biasanya kesamaan langkah ini merupakan sesuatu yang umum sekaligus esensial dalam praktek doa-doa Ignasian. Sebagai pedoman pokok, anda bisa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menenangkan diri. Sadarilah anda berada di hadapan Tuhan dan mau bertemu secara personal denganNya. Posisi tubuh anda bisa duduk di atas kursi, duduk bersila atau berlutut, sejauh anda merasa nyaman dan masih dalam sikap hormat pada Tuhan sendiri.
2. Ucapkanlah doa pendahuluan. Doa ini bisa merupakan sebuah "sapaan" kepada Tuhan, sebuah ungkapan ketulusan untuk mau datang di hadapanNya.
3. Setelah doa pendahuluan, bacalah pelan-pelan perikop kitab suci yang akan menjadi bahan meditasi anda. Hendaknya perikop ini sudah disiapkan dan dibaca berkali-kali sebelum melakukan doa formal. Ini artinya bahan doa harus dipersiapkan lebih dulu. Setelah membacanya, hadirkanlah diri anda dalam peristiwa perikop yang anda baca. Setelah membacanya, hadirkanlah diri anda dalam peristiwa perikop yang anda baca. Lihatlah situasi dan hadirkan imaginasi tentang tempat dan person dalam perikop ke dalam imaginasi/budi anda. Sebagai contoh, bahan doanya misalnya Kisah Bartimeus (Markus 10:46-52). Bayangkanlah suasana kejadian perikop tersebut secara lebih detail: rumah-rumahnya, suasana jalan. Hadirkan pula apa yang anda bisa lihat di dalamnya? apa yang anda cium, apa yang anda sentuh. Bayangkanlah pula sosok Bartimeus. Apa yang dia kenakan? Bagaimana dia bertingkah laku dan mengemis? Hidupkanlah suasananya dalam imaginasi anda.
4. Setelah membacanya perlahan, mohonkan rahmat yang ingin anda peroleh dalam doa ini. Misalnya: mohon rahmat untuk bisa merasakan cinta Tuhan dan merespon cinta tersebut, mohon rahmat untuk mohon rahmat untuk semakin dekat mengenal Tuhan sendiri, dll.
5. Anda kembali membaca perikop Markus 10:46-52 secara perlahan dan penuh sikap doa (tenang dan hormat di hadapan Tuhan). Hadirkanlah dalam imaginasi anda peristiwa kitab suci ini. Hidupkanlah suasananya, perhatikan apa yang anda lihat dalam imaginasi anda satu persatu dari situasi tempat dan juga person yang terlibat disana. Perhatikan pula dialog antara Bartimeus dan Yesus (silakan klik disini untuk membaca perikopnya). Setelah memperhatikan Bartimeus dan Yesus, perhatikan pula kerumunan orang disana. Apa yang mereka lihat? apa yang mereka rasakan? apa yang mereka pikirkan?
6. Pada prinsipnya, anda hadir dalam peristiwa tersebut dan memperhatikan apa yang terjadi. Lihatlah bagaimana Bartimeus berteriak meminta pertolongan Yesus, bagaimana mereka berdialog dan bagaimana kegembiraan dan ekspresi hati terdalamnya. Anda bisa memilih menjadi Bartimeus, lalu menjadi Yesus, lalu juga menjadi orang yang berkerumun. Ini berguna bagi anda untuk menyelami kisah dan makna peristiwa Kitab Suci secara lebih mendalam.
7. Setelah mengkontemplasikan perikop ini, bercakap-cakaplah dengan Tuhan sendiri. Utarakan perasaan dan pengalaman doa anda, hal-hal yang mengerakkan anda, inspirasi yang anda dapatkan, perasaan syukur, perasaan malu atau kecewa. Ungkapkan juga niat anda setelah merasakan pengalaman doa ini. baik bila niat itu merupakan sesuatu yang sederhana dan operasional, artinya realistis untuk diwujudkan.
8. Ucapkanlah doa syukur, lalu bisa ditutup dengan Bapa Kami.
9. Setelah doa selesai, sisihkanlah waktu sekitar 10 menit, untuk merefleksikan jalannya doa: inspirasi dan pengalaman doa apa yang anda alami? hal-hal baru apa yang terjadi dalam doa? catatlah hambatan/tantangan dalam doa yang anda alami, apa yang membuat saya gembira dalam doa? apa yang membuat anda sulit berdoa pada saat itu (bila ada). Jangan lupa mencatat buah-buah doa dan juga niat yang anda ingin buat.
Sembilan langkah di atas adalah sebuah panduan umum untuk berdoa kontemplasi Ignasian. Kuncinya adalah menghadirkan diri dalam peristiwa Kitab Suci dan mencoba untuk bertemu dengan Yesus sendiri lewat peristiwa tersebut. Oleh sebab itu, kontemplasi bukanlah sekedar mengkhayal atau membayangkan tetapi lebih berfokus pada hubungan personal kita dengan Yesus dan bagaimana kita semakin mau mengenalnya lewat tindakan, ucapan dan juga sikap hatiNya sebagaimana terungkap dalam Kitab Suci. Lewat kontemplasi, kita diajak membatinkan nilai-nilai Yesus sendiri secara personal dan mendalam.
Doa kontemplasi tentu saja membutuhkan banyak latihan. Tantangan terutama adalah bahwa seringkali para pemula kurang bisa berkonsentrasi untuk masuk ke dalam peristiwa kitab suci. Ini adalah tantangan yang "normal" dan biasanya latihan-latihan doa dan konsentrasi bisa amat membantu.
2 comments:
Bagus banget artikel ini mazmur dan doa , kalau boleh saya pengin dapat video clip nya
Terimakasih
ignatius widianto / bandung
Bapak Widianto Ytk.
Silakan kirimkan email bapak ke blog@ignatiusloyola.net supaya video bisa dikirimkan.
terima kasih
Posting Komentar