Rabu, 16 Januari 2008

Kongregasi Jendral 35 Serikat Jesus Sudah Dimulai

Pada tanggal 7 Januari 2008, Kongregasi Jendral 35 dibuka dan akan berlangsung hingga pertengahan bulan maret mendatang. Kongregasi Jendral 35, sebagai badan otoritatif tertinggi di dalam Serikat Jesus akan memilih Pater Jendral yang baru dan juga akan membicarakan arah dan visi perjuangan dan kiprah SJ di seluruh dunia menghadapi dinamika baru jaman ini.

Tercatat sekitar 226 Jesuit dari segala penjuru bumi ini, mewakili provinsi-provinsi Serikat Jesus, hadir di Roma. Dari Indonesia tercatat hadir Pater Priyono Marwan, SJ (Provinsial SJ Indonesia), Pater RB. Riyo Mursanto, SJ (Rektor Kolese Loyola), dan P. Bambang Triatmoko, SJ (Direktur ATMI).

Kongregasi Jendral ini dibuka lewat perayaan Ekaristi oleh Kardinal Franc Rode, CM yang merupakan Prefek dari Kongregasi Hidup Bakti di Vatikan. Dalam homilinya, paling tidak ada 4 pokok penting yang diungkap :

1. Jesuit diminta untuk tetap menjaga semangat "sentire cum ecclesia", "to think with The Church", karena cinta kepada Gereja adalah inti dasar dari Visi Ignasian. Berkaitan dengan hal ini Kardinal Rode juga menekankan pentingnya ketaatan kepada hirarki.

Dengan sangat tajam, beliau merumuskannya dalam homili sbb:

“It is with sorrow and anxiety that I see that the sentire cum ecclesia of which your founder frequently spoke is diminishing even in some members of religious families........The Church is waiting for a light from you to restore the sensus ecclesiae......With sadness and anxiety, I also see a growing distancing from the hierarchy.......The Ignatian spirituality of apostolic service ‘under the Roman Pontiff’ does not allow for this separation.”


2. Jesuit diajak untuk selalu setia dan membela/mempertahankan Ajaran Gereja, lebih-lebih di tengah arus tantangan jaman ini. Himbauan ini juga tentunya dilatarbelakangi oleh fakta bahwa beberapa teolog Jesuit atau juga beberapa Majalah yang diterbitkan oleh Jesuit seringkali "bermasalah" dengan Vatikan.

3. Jesuit diajak untuk tetap setia di dalam misi Gereja, berada di antara masyarakat dan Gereja, iman dan budaya, agama dan juga sekularisme.

4. Jesuit diajak untuk tetap setia pada kharisma dan spiritualitas Santo Ignatius, yang termasuk diantaranya adalah soal discernment, hidup doa, kemurahan hati, semangat ketaatan, dan juga cinta pada hirarki Gereja.

Minggu pertama KJ 35 ini diawali dengan pengaturan-pengaturan hal teknis berkaitan dengan proses KJ 35, termasuk di dalamnya pemilihan beberapa panitia yang akan bertugas untuk mengatur proses dinamika KJ 35 supaya berjalan dengan baik.

Memasuki minggu kedua, KJ 35 mulai memasuki "fase historis", karena di dalamnya menyangkut pengunduran diri Pater Peter Hans-Kolvenbach, SJ sebagai Jendral, dan dilanjutkan dengan "murmuratio", pembicaraan antar sahabat dan juga doa serta diskresi selama kurang lebih 4 hari dan diakhiri dengan proses pemungutan suara untuk memiliih Jendral yang baru.

Pada tanggal 14 Januari 2008, KJ 35 telah menerima pengunduran diri Pater Peter Hans-Kolvenbach, SJ.


Pater Kolvenbach membacakan surat pengunduran dirinya


Standing ovation dari para peserta KJ 35 setelah pengunduran Pater Kolvenbach diterima
"And thus, the twenty-four year, four month ministry of focused and single-minded care for
and stewardship of the universal Society of Jesus by Father Kolvenbach has come to an end"


Dengan demikian, masa murmuratio telah dimulai. Dalam fase ini, peserta KJ 35 akan mengadakan pembicaraan-pembicaraan satu sama lain secara pribadi untuk mengenal profil pribadi-pribadi yang sekiranya dapat dipilih sebagai Jendral. Tidak ada lobi atau kampanye, dan tentunya seorang peserta KJ tidak boleh mencalonkan dirinya atau orang lain untuk posisi ini. Banyak hal bisa ditanyakan kepada para peserta satu sama lain tentang profil-profil Jesuit: apa latar belakangnya, pengalaman kerasulannya, spesialisasinya, berapa bahasa yang dikuasai, kepemimpinannya dll. Setelah 4 hari proses ini berlangsung, lalu diadakanlah proses pemungutan suara. Proses pemungutan suara ini tetap dilakukan secara tradisional, yaitu dengan kertas dan dikumpulkan lalu dihitung. Jendral baru terpilih bila ada satu nama yang meraih suara mayoritas (simple majority). Begitu Jendral baru terpilih, para peserta KJ 35 tidak diperkenankan meninggalkan Aula, sampai Bapa Suci diberitahu akan hasil pemilihan ini. Diperkirakan bahwa pada hari sabtu 19 Januari 2008, Jendral baru sudah akan terpilih.

Setelah Jendral baru terpilih, KJ 35 masih akan diteruskan dengan pembicaraan akan topik-topik penting yang akan menentukan gerak dan sepak terjang SJ di masa mendatang.

Mohon doa-doa anda sekalian untuk berlangsungnya KJ 35 ini.

AMDG!


Bookmark Artikel Ini:
Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Google Share on Facebook! Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

0 comments: