Sebagian orang memiliki jawaban yang "kurang menggembirakan" bila ditanya bagaimana sebenarnya hubungan antara Paus dengan Serikat Jesus. "Kurang menggembirakan"? Ya, bisa jadi jawaban ini dilatarbelakangi oleh hubungan yang terlihat kurang harmonis ketika Vatikan dalam beberapa dekade terakhir ini sempat beberapa kali "bermasalah" dengan para Jesuit yang dianggap "nyeleneh" atau perlu ditegur akibat ajaran dan pendapatnya yang dianggap menyimpang.
Sebenarnya bagaimana Bapa Suci memandang Serikat Jesus ini, dan bagaimana hubungan antara keduanya di dalam Gereja Katolik? Apakah benar Bapa Suci "tidak suka" dengan Serikat Jesus?
Pater Jendral Serikat Jesus, Pater Adolfo Nicolas, SJ, dalam homili pada perayaan ekaristi bersama dengan para Jesuit di Metro Manila, Filipina, Senin 17 Maret mengungkapkan cerita ringan yang cukup menarik berkaitan dengan hubungan Bapa Suci dengan Serikat Jesus. Dalam Kongregasi Jendral ke-35 yang baru saja berakhir awal maret ini, para Jesuit peserta Kongregasi Jendral diundang oleh Bapa Suci untuk beraudiensi (kata "diundang" itu sungguh menarik dan sangat tidak biasa). Pater Kolvenbach, Pater Jendral SJ yang lama sebenarnya tidak meminta audiensi dengan Bapa Suci, namun sebaliknya, Bapa Suci sendiri yang meminta untuk diadakannya audiensi dengan sekitar 225 Jesuit peserta Kongregasi Jendral. Menurut Pater Jendral, undangan Bapa Suci ini amat luar biasa dan inilah pertemuan terbesar para Jesuit dengan Bapa Suci selama 30 tahun terakhir. Lebih lagi menurut Pater Jendral, Bapa Suci biasanya tidak menerima audiensi dengan kalangan religius secara ekslusif dalam kelompok besar seperti ini.
Sebelum pertemuan berlangsung, Pater Jendral sudah mendapat informasi dari Monsinyur Ganswein, sekretaris pribadi Bapa Suci, tentang tata cara/protokol acara. Menurut Pater Jendral, beliau diberitahu bahwa setelah menyampaikan sambutan/pidato dan ucapan terima kasih kepada Bapa Suci di mimbar, beliau diminta untuk turun, menghampiri Bapa Suci dan mencium tangannya. Begitulah protokol acara dengan Bapa Suci biasanya berlangsung. Hal yang mengejutkan bagi Pater Jendral adalah ketika beliau selesai memberikan sambutan, tanpa diduga, Bapa Suci sendiri bangkit berdiri dari tempat duduknya dan menyambut serta menyalami Pater Jendral dan berterima kasih. Bagi Pater Jendral, ini adalah gesture yang sangat positif sekali dari Bapa Suci.
Dalam sambutannya pun Bapa Suci memuji keterlibatan Serikat Jesus, dan juga di sisi lain berterima kasih dan juga secara terbuka mengatakan bahwa Gereja dan beliau sendiri bergantung kepada Serikat Jesus untuk melanjutkan karya-karya kerasulan Gereja di bidang-bidang yang sangat penting. Pengalaman ini menurut Pater Jendral merupakan pengalaman yang sangat menggembirakan dan menghibur terutama bagi para Jesuit yang hadir disana, dan tentunya bagi Serikat Jesus. Secara bergurau beliau mengatakan "agaknya baru kali ini ada para Jesuit berkumpul dengan Bapa Suci di Vatikan, dan ketika pulang mereka merasa gembira dan terhibur"
Dalam homilinya, lebih lanjut Pater Jendral mengungkapkan betapa Misi dan Identitas Jesuit itu rupanya menjadi tema sentral yang dibahas selama Kongregasi Jendral ke 35 (dan juga dalam KJ sebelumnya). Beliau mengatakan bahwa antara Misi dan Identitas itu memiliki keterkaitan yang sangat penting dan tak terpisahkan. Jesuit harus selalu berdiskresi tentang apa dan siapa dirinya, serta lebih lanjut mencari kehendak Tuhan di dalam karyanya. Kongregasi Jendral ke-35 ini menghasilkan beberapa dekrit penting, namun beliau menekankan bahwa dekrit tidak akan banyak berguna bila "pembawa dokumen" yaitu para Jesuit tidak menghayati identitasnya sebagai "pelayan" yang hidup atas dasar karisma Serikat dan mencari kehendak Tuhan.
Beliau bercerita bahwa ketika terpilih menjadi jendral, seorang Jesuit mengatakan pada beliau "don't forget the poor". Pun ketika beliau
memimpin ekaristi untuk pertama kali sebagai Jendral, bacaan ekaristi berkisah tentang nabi Yesaya yang berserah diri dan menemukan kekuatan pada Tuhan sendiri serta juga pengalaman Pater Jendral bercermin pada orang miskin yang justru punya iman yang kuat pada Tuhan. Dan pada kesempatan misa di Manila ini, Pater Jendral mengajak segenap Jesuit untuk tidak melupakan bekerja bagi mereka yang miskin, karena disanalah Jesuit dipanggil.
Dalam misa yang dihadiri sekitar 200 Jesuit di Metro Manila, termasuk di dalamnya banyak Jesuit internasional yang tinggal di Manila, Pater Jendral juga mengungkapkan rasa terima kasihnya atas persahabatan dan kerjasama yang beliau rasakan selama tinggal di Manila sebagai moderator Jesuit Conference untuk Asia Timur dan Oceania. Beliau mengatakan bahwa berjalan kaki sendirian dari tempat tinggal beliau ke kantor yang ada di dalam kawasan kampus Ateneo de Manila University pasti akan sangat dirindukan. Ateneo dan Roma adalah dua tempat yang kontras. Di Roma banyak tempat dan taman dari "masa lalu" sedangkan Ateneo adalah tempat "penuh harapan" dan masa depan dengan banyak orang muda dan antusiasme.
Pater Provinsial Filipina, Pater Danny Huang, SJ secara khusus juga mengucapkan terima kasih atas kesediaan Pater Jendral hadir bersama dalam kesempatan ekaristi ini, dan juga terutama untuk kesediaan beliau menerima tugas berat sebagai Jendral. Dalam akhir sambutannya, para Jesuit serentak berdiri dan memberikan
standing ovation kepada Pater Jendral sebagai ungkapan apresiasi dan hormat.
Selain dihadiri oleh para Jesuit, Ekaristi ini secara mengejutkan juga dihadiri oleh Kardinal Rosales (Uskup Agung Manila) dan Uskup Honesto Ongtioco (Uskup Keuskupan Cubao) dimana keduanya hadir di altar selama ekaristi. Sangat menarik bahwa pertemuan para Jesuit ini dihadiri oleh 2 Uskup setempat. Sekali lagi, ini merupakan gesture yang sangat positif dalam konteks hubungan Serikat Jesus dengan pimpinan Gereja.
Yang lebih menarik lagi dalam ekaristi ini adalah hadirnya begitu banyak Jesuit, dan juga banyak Jesuit tua dan sakit yang biasanya tidak menghadiri misa-misa bersama akibat keterbatasannya pun hadir dalam kesempatan ini, baik dengan kursi roda maupun berjalan dituntun. Rupanya inilah ungkapan rasa hormat dan taat pada seorang pimpinan dalam Serikat Jesus. Hadir bersama mereka dan merasakan kebersamaan yang ada, para Jesuit dan Pater Jendral, merupakan sebuah pengalaman yang berkesan.