Sebelum mendirikan Serikat Yesus (Jesuits), Santo Ignatius Loyola adalah seorang perwira perang. Titik balik dalam hidupnya terjadi pada tahun 1521 ketika dia berada dalam perawatan intensif di Puri Loyola (Spanyol Utara) akibat luka parah yang didapatnya dalam medan peran di Pamplona. Bulan-bulan penyembuhannya rupanya tidak hanya menyembuhkan luka fisik yang didapatnya tetapi juga juga "menyembuhkan" jiwanya. Pertobatan dan juga awal hidup rohani serta pengalaman mistiknya bertitik tolak dari peristiwa ini. St. Ignatius dengan tekun mencatat pengalaman pertobatannya ini serta refleksi pergulatannya dalam membangun hidup rohani ini lewat surat-surat yang ditulisnya, otobiografi dan juga Buku Latihan Rohani. Catatan-catatan inilah yang akhirnya menjadi Dasar dari Spiritualitas Ignasian.
Spiritualitas ignasian ini adalah spiritualitas yang berakar pada kesadaran manusia akan apa yang terjadi dalam hidupnya dalam perspektif relasional dengan Tuhan-“Menemukan Tuhan dalam segala”-. Dengan menyadari apa yang terjadi dalam hidup, kita diajak untuk menimbang kemana roh baik dan roh jahat membawa kita dalam keseharian hidup. Kemampuan untuk membedakan roh inilah yang akan semakin membuat kita dapat mengenali dan menemukan kehendak Tuhan dalam diri kita. Artinya, kita semakin sadar akan kehadiran Tuhan dalam diri kita, mencari kehendakNya daripada melulu menuruti keinginan diri pribadi.
Pemahaman terhadap Spiritualitas Ignasian tidak dapat dilepaskan dari pemahaman kita akan pengalaman mistik Santo Ignatius sendiri. Pengalaman mistik St.Ignatius adalah pengalaman mistik yang berpusat pada relasi yang sangat personal dengan Allah sendiri. Pengalaman mistiknya terhadap Tritunggal Mahakudus dan Yesus yang memanggul salib merupakan sesuatu yang fundamental dalam spiritualitas Ignasian. Dalam pengalaman mistik yang demikian ini Santo Ignatius mengalami bahwa Allah adalah Allah yang terus berkarya dan bekerja dalam dunia dan dalam hidup setiap orang. Pengalaman mistik Santo Ignatius membuat dirinya terpanggil untuk bersama Allah sendiri turut serta dalam KaryaNya. Inilah sebabnya, mencari kehendak Allah menjadi hal yang sangat fundamental dalam spiritualitas Ignasian: Apa yang telah saya perbuat untuk Allah, Apa yang saya sedang buat untukNya dan Apa yang akan saya lakukan demi Kemuliaan Allah yang Lebih Besar?.
Tentunya spiritualitas Ignasian ini tidak hanya melulu dan terbatas pada soal doa berdoa atau melulu soal kesalehan. Spiritualitas Ignasian menjadi sangat applikatif dalam banyak bidang seperti pendidikan, pembinaan iman, pembinaan generasi muda, manajemen, kepemimpinan. Secara lebih spesifik, spiritualitas Ignasian ini dapat dilihat dalam cara hidup para Jesuit seperti tercantum dalam Konstitusi Serikat Yesus yang tentunya dalam penulisannya sungguh-sungguh dijiwai oleh semangat Latihan Rohani St. Ignatius sendiri.
Apakah Spiritualitas Ignasian ini relevan buat kaum awam? Tentunya sangat relevan. Hidup dalam rutinitas ataupun “jebakan-jebakan” gaya hidup dewasa ini sangat memungkinkan orang tersesat dan lupa akan kedalaman hidup dan perspektif iman dalam hidup sehari-hari. Tak jarang kita menemukan diri kita “hilang arah” dan larut dalam kesibukan sehari-hari dan lupa akan nilai-nilai hidup yang mendasar. Spiritualitas Ignasian tentunya akan membantu kita untuk menemukan arah hidup dan lebih penting lagi menemukan “jejak kaki” Tuhan dan kehendakNya dalam diri kita.
2 comments:
Thank you for sharing this blog, sounds like He said something to me. I found Him here (: thank you for creating this special space...
keep posting!
GBU
Lisa, thank you for dropping by. Glad to hear that you found Him here.
Enjoy the blog and I hope one day you might want to share your experience finding God in your life.God Bless!
Posting Komentar