Jumat, 06 Maret 2009

Lima Karakteristik Pendidikan Jesuit

Karakteristik pertama dari pendidikan Jesuit adalah hasrat dan kehendak yang besar untuk berkualitas. Keunggulan akademis sangatlah penting. Ini tidak berarti bahwa institusi pendidikan Jesuit tidak memiliki kelemahan dalam program-program pendidikannya tetapi lebih berarti bahwa setiap institusi pendidikan Jesuit selalu memiliki arah untuk mengusahakan pendidikan yang baik, dan disegani oleh pelaku di dunia pendidikan. Keunggulan akademis berarti juga adalah pelayanan yang berorientasi pada kualitas, karena dengan demikian institusi pendidikan kita menerapkan standar yang tinggi baik untuk siswa dan para guru.

Karakter kedua dari pendidikan Jesuit adalah dikembangkannya ilmu-ilmu humaniora dan ilmu pengetahuan (sains) di dalam setiap bidang dan spesialisasi. Insititusi pendidikan Jesuit ingin agar setiap peserta didiknya bisa berpikir, berbicara dan menulis; memahami sejarah, sastra dan juga seni budaya; membantu agar cakrawala berpikir mereka diperkaya dengan pemahaman yang diinspirasikan dari filsafat dan teologi; dan di satu sisi memahami matematika dan ilmu pengetahuan. Institusi pendidikan Jesuit mau agar para peserta didik dapat dipersiapkan dan siap untuk hidup mandiri dan bekerja. Pendidikan yang demikian semakin penting dewasa ini di tengah-tengah tuntutan yang tinggi dalam penguasaan teknologi. Kita membutuhkan sarjana teknik yang bisa mengapresiasi karya sastra dan ahli komputer yang memahami sejarah dan akar-akar peradaban dunia dan manusia.

Karakter ketiga dalam pendidikan Jesuit adalah dorongan terus menerus untuk mencari jawab atas problem-problem etika dan sistem nilai hidup baik dalam level personal maupun dalam konteks dunia kerja para lulusannya. Nilai-nilai keluarga, integritas pribadi, dan etika bisnis selalu menjadi pokok yang penting bagi institusi pendidikan Jesuit. Institusi Jesuit haruslah mengajak peserta didiknya untuk memahami dan mencari jawab atas problem-problem ekonomi, rasisme, perdamaian dan peperangan, kemiskinan dan penindasan serta problem-problem ketidakadilan.

Karakter keempat dari pendidikan Jesuit adalah pentingnya untuk mengembangkan pengalaman iman dan hidup rohani terlebih bagi peserta didik katolik. Namun demikian di era ekumenisme jaman ini, pengembangan iman dan hidup rohani tentunya terbuka untuk siapa saja. Pengalaman iman dan hidup rohani sangatlah penting dalam pengembangan pribadi yang integral, oleh sebab itu perlu diintegrasikan dalam proses pendidikan agar peserta didik memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang baik dalam pengetahuan dan iman.

Karakteristik kelima dari pendidikan Jesuit adalah perhatian kepada pribadi. Bagaimanapun besar dan kompleksnya permasalahan dalam sebuah institusi pendidikan Jesuit, perhatian dan pendampingan pribadi peserta didik adalah hal yang sangat penting. Peserta didik perlu mendapat perhatian dan sapaan yang manusiawi dalam konteks pengembangan dirinya secara integral baik di dalam maupun di luar kelas, secara akademis maupun non-akademis. Pendampingan dan perhatian macam ini, yang dilakukan oleh pendidik, karyawan, maupun pimpinan sekolah merupakan sesuatu yang diyakini lebih dari sekedar tugas, bahkan lebih dari sebuah profesi. Perhatian dan pendampingan terhadap pribadi peserta didik adalah sebuah panggilan. Panggilan sebagai pendidik dalam institusi pendidikan Jesuit mendapatkan identitasnya secara nyata pada sejauh mana para pendidik memiliki semangat pantang menyerah, passion atau hasrat untuk menyapa, memperhatikan tumbuhnya pribadi peserta didik secara integral dalam berbagai aspek kegiatan dan juga tantangan-tantangan dinamika anak didik jaman ini, bukan sekedar datang, mengajar, menilai, dapat duit dan pulang. Menjadi pendidik di Kolese Jesuit tidaklah sama seperti menjadi guru les atau karyawan kantor/perusahaan. Panggilan menjadi pendidik tentunya didasari akan adanya kecintaan terhadap peserta didik, kecintaan terhadap kaum muda yang kita dampingi dengan harapan dan optimisme besar supaya mereka bisa tumbuh mengembangkan potensi dirinya menjadi pribadi yang bertanggungjawab, berkomitmen, kompeten, berhati nurani dan berkepedulian sosial. Tanpa adanya kesadaran akan panggilan ini, karakteristik pendidikan Jesuit di sebuah kolese akan kehilangan gregetnya.

(Tulisan ini disadur bebas dari “Five Traits of Jesuit Education” oleh Robert A. Mitchell, SJ, Boston College Magazine, 1988, dalam Jesuit Education Reader, 2008 oleh Augustinus Widyaputranto, SJ)


Bookmark Artikel Ini:
Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Google Share on Facebook! Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

5 comments:

Qoenang-Qoenang mengatakan...

Pantesan asal tujuan nya cari knowledge, mo minta kursus seabrek juga pasti dikasih yah... Met belajar.

Anonim mengatakan...

Semoga ditengah-tengah maraknya sekolah dengan embel-embel international, Kolese Jesuit tetap menjadi yang terdepan

Pater A. Eko Budi Santoso, SJ mengatakan...

Mas Justinus,
wah ini harapan saya juga. Kadang kami tergoda untuk bikin sekolah international. Maklum harga jualnya tinggi.

Tetapi kasihan juga banyakorang tua yang termakan oleh iklan sekolah baru. Akhirnya kembali juga ke sekolah konvensional.

Bisa berbahasa inggris cas cis cus tetapi dasar pengetahuan nol besar gak ada artinya.

Salam

Anonim mengatakan...

http://www.ignatiusloyola.net/

Dian Adi Widiyanto mengatakan...

Tulisan ynag bagus , berkah dalem