Sabtu, 02 Februari 2008

Telepon ke Vatikan itu.....

Teka-teki atau lebih tepatnya "misteri" tentang bagaimana kabar terpilihnya Pater Jendral yang baru bisa disampaikan kepada Bapa Suci akhirnya terkuak juga. Seperti kita ketahui bersama, bahwa Serikat Yesus dalam Kongregasi Jendral ke-35 ini telah memilih Pater Jendral yang baru, yaitu Pater Adolfo Nicolas, SJ. Memang tidak ada aturan atau ketentuan bahwa Serikat Jesus harus memintakan persetujuan Bapa Suci atas hasil pemilihan Jendral yang baru. Artinya, Serikat Jesus bebas untuk memilih siapa saja yang mereka kehendaki untuk menjadi Jendral. Namun demikian, ada sebuah tradisi menarik tentang proses pemilihan ini. Setelah Pater Jendral terpilih, para elektor dalam Kongregasi Jendral tidak diijinkan untuk keluar ruangan sebelum Bapa Suci diberitahu soal nama dan pribadi Pater Jendral yang baru terpilih. Artinya, Bapa Suci adalah orang pertama dan non-Jesuit yang tahu siapa Pater Jendral terpilih. Setelah kabar tersampaikan kepada Bapa Suci, barulah Kongregasi Jendral mengumumkannya kepada khalayak luas lewat berbagai media. Tradisi ini melukiskan betapa kesetiaan dan hormat kepada Bapa Suci merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi.

Bagaimana kabar itu tersampaikan kepada Bapa Suci? Pater David Smolira, SJ yang merupakan anggota Coetus Praevius atau Panitia Persiapan Kongregasi Jendral ke-35 menjelaskannya kepada para wartawan dalam jumpa pers hari jumat kemarin. Dalam jumpa pers yang pada pokoknya mau menerangkan dinamika KJ 35 para tahap "ad negotia" ini, Pater David mengatakan bahwa pada awalnya belum jelas ditentukan bagaimana kabar soal terpilihnya Pater Jendral ini bisa disampaikan kepada Bapa Suci secara langsung dan cepat. Beliau sebagai salah satu anggota dalam panitia persiapan diminta untuk merencanakan proses penyampaian informasi ini. Soal mekanismenya, belum bisa dipastikan apakah ada seorang yang diutus untuk langsung pergi ke vatikan menyampaikan kabar terpilihnya Pater Jendral? atau apakah akan dikirim sebuah fax langsung ke vatikan?

Beliau menjelaskan bahwa begitu tanggal pemilihan sudah ditentukan, pihak Serikat bertanya kepada Pater Federico Lombardi, SJ yang adalah juru bicara Vatikan dan peserta KJ 35, tentang bagaimana cara yang tepat dan cepat untuk bisa menghubungi Bapa Suci pada tanggal 19 Januari (hari pemilihan). Pater Lombardi langsung mengontak Monsinyur Georg Ganswein, sekretaris pribadi Bapa Suci untuk menanyakan bagaimana cara mengontak Bapa Suci di hari sabtu pagi. Monsinyur Georg Ganswein menjelaskan bahwa pada hari sabtu itu Bapa Suci akan berada di apartemennya sampai menjelang siang, sebelum mengadakan audiensi di Istana Apostolik di Vatikan. Beliau mengatakan supaya Pater Lombardi bisa mengontaknya lewat mobile phone sehingga berita soal pemilihan Jendral bisa disampaikan kepada Bapa Suci dengan cepat. Mengingat terkadang sinyal selular tidak begitu bagus di Istana Kepausan karena tembok-temboknya yang tebal, Monsinyur Ganswein menyarankan supaya bila tidak bisa menghubunginya lewat mobile phone, agar mengontaknya lewat nomer landline vatikan dan minta disambungkan langsung kepada sekretaris pribadi Bapa Suci.

Begitulah, ketika Pater Jendral baru sudah terpilih, maka Pater Lombardi langsung mengkontak mobile phone monsinyur Ganswein. Pada saat itu Bapa Suci sedang berada di tengah-tengah audiensi. Monsinyur Ganswein meminta Pater Lombardi untuk menunggu sebentar. Setelah itu mobile phone pun diberikan kepada Bapa Suci, dan Pater Lombardi memberitahukan kepada beliau Pater Jendral SJ yang baru. Pater Lombardi memberitahukan kepada Bapa Suci nama Pater Jendral yang baru berikut informasi dan latar belakang beliau.

Bapa Suci adalah orang pertama di luar Kongregasi Jendral yang mengetahui hasil pemilihan Pater Jendral yang baru, dan kabar ini begitu cepat tersampaikan lewat telepon selular. Setelahnya, dalam hitungan detik dan menit, kabar terpilihnya Pater Jendral sudah tersebar ke seluruh dunia lewat internet. Saya sendiri mengetahui kabar tersebut hanya beberapa menit setelah beritanya di-upload di website KJ 35.


Bookmark Artikel Ini:
Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Google Share on Facebook! Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

Interview dengan Pater David Smolira, SJ


Berikut ini disajikan Interview dengan Pater David Smolira, mantan Provinsial SJ Provinsi Inggris tentang dinamika Kongregasi Jendral dan kesan-kesan pribadi selama menjadi peserta KJ 35. Pater David Smolira sekarang ini tinggal di Johannesburg Afrika Selatan sebagai Direktur Jesuit Institute yang bergerak dalam Kerasulan Sosial.

Selamat Mendengarkan.


(Interview dengan Pater David Smolira,SJ)
(click "play" icon on the player above)


Bookmark Artikel Ini:
Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Google Share on Facebook! Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy

Jumat, 01 Februari 2008

The Bucket List

Pernahkah anda berpikir apa yang akan anda lakukan bila anda mengetahui kapan akan meninggalkan dunia ini? Pun bila mungkin, agaknya banyak orang tidak ingin untuk mengetahui kapan hidupnya akan berakhir, pun mengetahui apa yang bakal terjadi dalam hidupnya sebelum semuanya terjadi. Beberapa orang pernah berangan-angan alangkah baiknya bila mengetahui kapan akan pergi dari dunia fana ini, dan ternyata ketika mengalami bahwa mereka tahu kapan waktu mereka tinggal bersisa mereka merasa hal itu bukanlah hal yang menyenangkan.

Carter dan Cole adalah 2 orang yang bersahabat ketika mereka bersama-sama dirawat di rumah sakit untuk menjalani pengobatan atas penyakit kanker yang dideritanya. Keduanya mendapat vonis dokter bahwa sisa hidup mereka tidak lebih dari 1 tahun. Menghadapi vonis terminal ini, mereka bersepakat untuk mendaftar hal-hal yang ingin mereka lakukan sebelum mereka meninggal dunia. "The Bucket List", begitulah daftar itu disebut, yaitu soal hal-hal yang menjadi impian mereka sebelum mereka "Kicking the Bucket" (meninggal). Dari balap mobil, terjun payung hingga berkeliling dunia mereka lakukan, sampai akhirnya mereka menyadari bahwa anugerah kehidupan, cinta, kehangatan keluarga merupakan hal yang paling utama dalam hidup mereka. Dari pengalaman selama beberapa minggu keliling dunia, ternyata mereka mau tak mau melihat kembali pengalaman hidup mereka satu sama lain, sharing dan bercerita satu sama lain. Yang menarik dan menjadi pesan utama dari Carter adalah "Find the Joy in your life".

Kisah di atas adalah cuplikan dari film "The Bucket List". Film drama yang dipenuhi dengan ungkapan-ungkapan komedi, reflektif dan drama ini mau mengajak kita untuk berefleksi tentang hidup kita secara mendalam: apa hal yang paling mendasar dalam hidup ini? permenungan tentang makna hidup, cinta, keluarga rupanya menjadi bagian yang tak terelakkan ketika anda menontonnya. Seringkali hidup yang terus mengalir membuat kita lupa akan kebijaksanaan yang ada di dalamnya, membuat kita lupa akan warna-warninya hidup, dan membuat kita kurang bersyukur akan hal-hal sederhana, biasa yang namun biasanya memiliki makna cinta yang mendalam.

Hidup bagaimanapun akan lebih bermakna kalau kita sendiri mau memberi tempat dan waktu untuk berusaha mencecap-cecap makna hidup kita, kalau kita mau berefleksi atas alur hidup kita yang akhirnya membuat kita semakin bisa bersyukur. Find the joy in your life! Mungkin ini adalah ungkapan yang pas untuk memaknai hidup. Joy, tidak selalu harus dalam bentuk yang hebat, tetapi bisa jadi hanya merupakan keseharian hidup, dan ini hanya bisa ditemukan kalau kita bisa bersyukur dan penuh damai menerima apa yang ada dalam hidup kita.

Berikut ini saya sajikan Trailer dari film tersebut. The Bucket List dibintangi oleh Jack Nicholson dan Morgan Freeman. Selamat menikmati




Bookmark Artikel Ini:
Digg Technorati del.icio.us Stumbleupon Google Share on Facebook! Reddit Blinklist Furl Spurl Yahoo Simpy